MATEMATIKA DISKRIT | HIMPUNAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1
LATAR BELAKANG 1
1.2
RUMUSAN MASALAH 2
1.3
TUJUAN PENULISAN 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1
PENGERTIAN HIMPUNAN 3
2.2 CONTOH
DARI HIMPUNAN DAN BUKAN HIMPUNAN 4
2.2.1
CONTOH HIMPUNAN 4
2.2.2
CONTOH BUKAN HIMPUNAN 4
2.3 NOTASI
HIMPUNAN 4
2.3.1 CARA MENYATAKAN
HIMPUNAN 6
2.3.1.1 MENYATAKAN
HIMPUNAN MENGGUNAKAN KATA-KATA ATAU MRENYEBUTKAN SYARAT 6
2.3.1.2 MENYATAKAN
HIMPUNAN DENGAN CARA MEYEBUTKAN ANGGOTANYA 6
2.3.1.3 MENYATAKAN
HIMPUNAN DENGAN MEMAKAI NOTASI PEMBENTUKAN HIMPUNAN 6
2.4 JENIS – JENIS HIMPUNAN 7
2.4.1
HIMPUNAN KOSONG 7
2.4.2
HIMPUNAN SEMESTA 8
2.4.3
HIMPUNAN BAGIAN 8
2.4.4
HIMPUNAN EKIVALEN 9
2.4.5
HIMPUNAN DISJOINT 9
2.4.6
HIMPUNAN BERHINGGA & HIMPUNAN TAK BERHINGGA 10
2.5 OPERASI HIMPUNAN 10
2.5.1
IRISAN 10
2.5.2
GABUNGAN 11
2.5.3
KOMPLEMEN 12
2.5.4
SELISIH 14
2.5.5
BEDA SETANGKAP 15
2.5.6
PERKALIAN KARTESIAN 15
2.6 CARA PENULISAN HIMPUNAN 16
2.7 HUKUM ALJABAR HIMPUNAN 17
BAB
III ISI 19
3.1
CONTOH SOAL & JAWABAN HIMPUNAN MATEMATIKA 19
BAB IV PENUTUP 25
4.1
KESIMPULAN 25
4.2
SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada
umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu
dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para
pelajar merasa bosan untuk belajar matematika.
Matematika
sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan
mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide
dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika
sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari
Matematika, sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada
pelajaran Matematika di dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan
dalam aktivitas sehari-hari.
“Himpunan”.
Satu kata penuh pertanyaan. Beberapa orang belum mengetahui apa arti sebenarnya
dari himpunan sehingga kadang-kadang orang itu salah mengartikannya. Sebenarnya
kata himpunan itu erat kaitannya dengan pengelompokkan . Beberapa orang yang
telah mengetahui kaitan himpunan dengan pengelompokkan ini akhirnya bisa
menyimpulkan sendiri meskipun belum biasa mendeksripsikannya secara jelas.
Seringkali
masalah ini akhirnya berhubungan dengan masalah sampah juga. Ketika suatu
tempat sampah tertulis “Sampah basah”, beberapa orang masih saja salah membuang
sampah di tempat yang tidak sesuai dengan labelnya. Mereka tidak mempedulikan
arti dari himpunan “Sampah basah” itu. Mereka belum mengerti secara jelas
karena mereka belum menguasai konsep dasarnya, yaitu himpunan. Kita harus
melakukan 3M ,Mulai dari diri sendiri, Mulai dari kecil/dini, dan Mulai dari sekarang.
Beranjak
dari hal itu , untuk meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa Kesehatan
Masyarakay, kita harus memperhatikan pemilahan atau pengelompokkan sampah yang
baik dan benar sehingga di masa yang akan datang kita bisa menerapkannya juga kepada
orang lain atau bisa bermanfaat bagi semua orang. Mengingat akan penting
dan manfaatnya himpunan dala kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia
kesehatan maka penulis bermaksut menulis makalah tentang “Himpunan”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan
tetang pengertian Himpunan?
2. Menyebutkan
jenis-jenis himpunan?
3. Menjelaskan
cara penulisan himpunan?
4. Menjelaskan
operasi dan hokum aljabar pada himpunan?
5. Mejabarkan
manfaat mempelajari himpunan dalam kehidupan sehari-hari?
6. Menjabarkan
penerapan himpunan?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Himpunan dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HIMPUNAN
Konsep
himpunan mendasari hampir semua cabang matematika. Gerorg
Cantor dianggap sebagai Bapak teori
himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau
lambang-lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana
yang merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan. Istilah
didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu
benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak.
Perhatikan objek yang berada di sekeliling
kita, misal ada sekelompok mahasiswa yang sedang belajar di kelas A, setumpuk
buku yang berada di atas meja belajar, sehimpunan kursi di dalam kelas A,
sekawanan itik berbaris menuju sawah, sederetan mobil yang antri karena macet
dan sebagainya, semuanya merupakan contoh himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita amati semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan contoh
di atas, dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana anggota
himpunan tersebut dan mana yang bukan.Himpunan makanan yang lezat, himpunan
gadis yang cantik dan himpunan bunga yang indah adalah contoh himpunan yang
tidak dapat didefinisikan dengan jelas. Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan
indahnya bunga bagi setiap orang relatif. Lezatnya suatu hidangan bagi
seseorang atau sekelompok orang belum tentu lezat bagi orang lain
atau sekelompok orang lainya.
Demikian
juga indahnya sekuntum bunga bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain.
Bagi A yang indah adalah mawar merah bagi B yang indah adalah melati. Jadi
relatif bagi setiap orang. Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan
disebut anggota atau elemen atau unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan
himpunan menggunakan huruf kapital A, B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan
ditulis dengan huruf kecil.
2.2 CONTOH DARI HIMPUNAN
DAN BUKAN HIMPUNAN
2.2.1 CONTOH HIMPUNAN
1. Kumpulan kendaraan beroda tiga, anggotanya
bisa ditentukan dengan jelas yaitu becak, bajaj, bemo.
2. Kumpulan bilangan bulat positif kurang
dari 10, anggotanya bisa ditentukan dengan jelas yaitu 1,2,3,4,5,6 dan
seterusnya.
3. Kumpulan hewan yang berkembang biak
dengan bertelur, anggotanya bisa ditentukan dengan jelas yaitu burung, ayam,
bebek, komodo, kadal, dan lain-lain.
2.2.2 CONTOH BUKAN HIMPUNAN
1. Kumpulan baju-baju bagus, anggotanya tidak bisa ditentukan
dengan jelas karena setiap orang mempunyai pandangan sendiri-sendiri seperti
apa baju yang bagus. Artinya baju bagus menurut seseorang belum tentu bagus
menurut orang lain.
2. Kumpulan makanan enak, anggotanya tidak bisa ditentukan
dengan jelas karena enak menurut seseorang belum tentu enak menurut orang yang
lain. hal ini biasanya disebut dengan relatif.
2.3 NOTASI HIMPUNAN
Dalam menyatakan atau penulisan sebuah
himpunan umumnya terdapat beberapa ketentuan yaitu:
1. Nama himpunan
biasanya ditulis dengan huruf besar/kapital.
2. Objek yang termasuk anggota himpunan ditulis didalam tanda
kurung kurawal seperti {....}
3. Masing-masing
anggota himpunan dipisahkan dengan tanda koma (..,..)
4. Sementara anggota
himpunan ditulis memakai huruf kecil.
Contohnya:
himpunan
hewan laut, L = {ikan,cumi-cumi,penyu,kerang,...dan seterusnya}
Biasanya, nama himpunan ditulis
menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B,
sementara anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z).
Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap
himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan
format penulisan himpunan yang umum dipakai.
Nama
|
Notasi
|
Contoh
|
Himpunan
|
Huruf besar
|
S
|
Anggota himpunan
|
Huruf kecil (jika
merupakan huruf)
|
α
|
Kelas
|
Huruf tulisan tangan
|
Himpunan-himpunan bilangan yang cukup
dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan
notasi yang khusus.
Notasi
|
ℕ
|
ℤ
|
ℚ
|
ℝ
|
ℂ
|
Simbol-simbol khusus yang dipakai
dalam teori himpunan adalah:
Simbol
|
Arti
|
{} atau ∅
|
Himpunan
kosong
|
Operasi
gabungan dua himpunan
|
|
Operasi
irisan dua himpunan
|
|
Subhimpunan,
Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati
|
|
Komplemen
|
|
Himpunan
kuasa
|
Himpunan dapat didefinisikan dengan
dua cara, yaitu:
·
Enumerasi,
yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi
mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (…).
B = {
Apel, Jeruk, Mangga, Pisang}
A =
{ a, b, c, …, y, z}
ℕ = {1,2,3,4, …}
·
Pembangun himpunan,
tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus
dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut.
0 =
{
adalah bilangan ganjil}
E =
∧ (
)}
Notasi pembangun himpunan dapat
menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan berikut.
Himpunan A tidak mungkin ada, karena
jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya.
Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa mengandung anggota
tersebut.
2.3.1 CARA MENYATAKAN SUATU HIMPUNAN
Untuk menyatakan suatu himpunan dalam
matematika setidaknya ada beberapa cara, yaitu:
2.3.1.1 Menyatakan
himpunan menggunakan kata-kata(deskripsi) atau menyebut syarat-syaratnya.
Contohnya:
A = { bilangan cacah
kurang dari 30 }
B = { nama-nama hari
dalam satu minggu}
C = { bilangan asli
antara 6 sampai 20 }
2.3.1.2 Menyatakan himpunan dengan cara menyebutkan anggotanya(tabulasi).
Yakni dengan cara
elemen/anggota himpunan ditulis dalam tanda kurung kurawal dan
Contohnya:
A = { senin,selasa,
rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu },
untuk himpunan yang anggotanya sedikit atau terbatas.
B = { Banyumanik,
Candisari, Gayamsari, Pedurungan, Semarang Selatan, ....., Tembalang }, untuk
meyatakan himpunan yang jumlah anggotanya banyak tetapi terbatas.
C = { 2, 3, 4, 5, 6,
7, ..... }, untuk meyatakan himpunan yang jumlah anggotanya banyak serta tidak
terbatas.
2.3.1 .3 Menyatakan himpunan dengan memakai notasi pembentuk
himpunan.
Dengan memakai cara
ini, anggota himpunan tidak perlu disebutkan satu persatu, tetapi hanya
dituliskan aturannya saja.
Contoh:
A adalah himpunan
bilangan cacah yang kurang dari 7.
Jika dinyatakan
dengan cara tabulasi, himpunan ini bisa ditulis dengan A = {0, 1, 2, 3, 4,5,6}.
Sementara jika
dinyatakan dengan menggunakan notasi pembentuk himpunan, himpunan ini bisa
dituliskan A = {x|x < 7, x bilangan cacah}. Di baca, “himpunan A anggotanya
adalah x sedemikian hingga x adalah kurang dari 7 dan x adalah bilangan cacah.”
Anggota Himpunan dan
Bukan Anggota Himpunan
Sekarang kamu sudah
mengetahui apa itu himpunan? ya himpunan merupakan kumpulan benda atau objek
yang anggotanya bisa didefinisikan dengan jelas.
Dalam matematika anggota dari suatu himpunan
disimbolkan dengan ∈ sedangkan
bukan anggota himpunan disimbolkan dengan ∉ .
Dan banyaknya
anggota dari suatu himpunan, misalnya kita memakai contoh banyaknya anggota
himpunan D adalah 10, bisa kita tulis Notasi banyaknya anggota himpunan D dapat
ditulis n(D) = 10 yang dibaca banyaknya anggota himpunan D adalah 10.
Contoh:
D = himpunan 10
bilangan asli yang pertama.
Nama himpunan
memakai huruf kapital.
D = { 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10 }
Maka bisa kita
nyatakan n(D) = 10
3 ∈ D dibaca tiga merupakan anggota dari himpunan D.
4 ∈ D dibaca empat merupakan anggota dari himpunan D.
Untuk menyatakan
bukan anggota himpunan dinotasikan dengan ∉.
11 ∉ D dibaca sebelas bukan anggota dari himpunan D.
13 ∉ D dibaca tiga belas bukan anggota dari himpunan D.
2.4 JENIS-JENIS HIMPUNAN
2.4.1 HIMPUNAN KOSONG
Jika suatu himpunan tidak mempunyai
anggota, dengan kata lain dengan kardinalitas himpunan tersebut sama dengan nol
maka himpunan tersebut dinamakan himpunan kosong (null set). Notasinya: ∅ atau {}
Akan
tetapi jika dijumpai B = {{ }} atau dapat juga ditulis sebagai B = {∅} maka B tidak disebut sebagai
himpunan kosong karena ia memuat satu unsur yaitu himpunan kosong.
2.4.2
HIMPUNAN SEMESTA
Himpunan semesta adalah himpunan yang
anggotanya semua objek pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan dengan S atau
U. Contoh:
Jika U =
{1, 2, 3, 4, 5} sebagai semesta pembicaraan dan A = {1, 3, 5} maka dikatakan
bahwa A merupakan himpunan bagian dari
U.
2.4.3
HIMPUNAN BAGIAN
Himpunan
A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
unsur A merupakan unsur dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
Notasi himpunan bagian : A ⊆ B
atau A ⊂ B
Jika digambarkan dalam bentuk diagram
Venn himpunan bagian tersebut menjadi:
Sebagai
sebuah himpunan bagian, maka untuk setiap
himpunan A berlaku hal-hal
sebagai berikut:
(a) A
adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A ⊆ A).
(b)
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( ∅ ⊆ A).
(c) Jika
A ⊆ B dan B ⊆ C, maka A ⊆ C
∅ ⊆ A dan A ⊆ A, maka ∅ dan A disebut himpunan bagian tak
sebenarnya (improper subset) dari himpunan A.
Pernyataan A ⊆ B berbeda dengan A ⊂ B karena notasi A ⊂ B berarti A adalah himpunan bagian
dari B tetapi A ≠ B sedangkan pernyataan
A ⊆
B digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset)
dari B yang memungkinkan A = B. Yang demikian dikatakan bahwa A merupakan
himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B. Himpunan A disebut sebagai subset dari
himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen dari A juga merupakan elemen dari
B. Kita menggunakan notasi A⊆B untuk menunjukkan bahwa A adalah subset dari B.
2.4.4
HIMPUNAN EKIVALEN
Dua buah himpunan
dikatakan sama jika memenuhi kondisi berikut :
A = B jika
dan hanya jika setiap unsur A merupakan unsur B dan sebaliknya setiap unsur B merupakan
unsur A.
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan
C berlaku aksioma berikut:
(a)
A = A, B = B, dan C = C
(b) Jika A = B, maka B = A
(c) Jika A = B dan B = C, maka A = C
Dua buah himpunan
dikatakan ekivalen jika masing-masing mempunyai kardinalitas yang sama. Misalkan,
himpunan A adalah
ekivalen dengan himpunan B berarti kardinal dari himpunan A
dan himpunan B adalah sama, notasi yang digunakan adalah : A ~ B
Contoh:
Misalkan A = { 2, 3, 5, 7 } dan B = {
a, b, c, d }, maka A ~ B sebab |A|=|B|= 4
Dua himpunan dikatakan ekivalen jika dan hanya jika memiliki anggota
himpunan yang sama.
2.4.5 HIMPUNAN DISJOINT
Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika
keduanya tidak memiliki unsur yang sama. Notasi yang digunakan adalah A // B .
Misalnya A = {x /x = bilangan bulat
positif}
B = {x /x = bilangan bulat negatif}
Maka A dan B merupakan dua himpunan
yang saling lepas.
Jika
dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah sebagai berikut :
Dua himpunan dikatakan saling lepas (disjoint) bila
irisannya adalah himpunan kosong.
2.4.6
HIMPUNAN BERHINGGA DAN HIMPUNAN TAK
BERHINGGA (INFINIT).
Himpunan
dikatakan berhingga jika ia mempunyai anggota-anggota yang banyaknya berhingga.
Sedangkan himpunan dikatakan tak berhingga jika himpunan tersebut mempunyai
anggota-anggota yang banyaknya tak berhingga. Contoh :
H = {x / x = himpunan bilangan-bilangan bulat
positif } = {1, 2, 3, ……}. Maka H disebut himpunan tak berhingga.
K = { x, y, z}. Maka K disebut
himpunan berhingga.
Himpunan yang tidak berhingga
disebut himpunan infinit
2.5
OPERASI HIMPUNAN
2.5.1 Irisan (intersection)
Irisan
dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen
persekutuan dari himpunan A dan B. Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan
oleh tanda ‘∩ ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak
saling lepas, maka
A
∩ B = { x | x ∈
A dan x ∈ B }
Jika
dinyatakan dalam bentuk diagram Venn adalah sebagai berikut :
Jika A dan B adalah himpunan maka irisan A dan B dinotasikan
dengan AnB adalah himpunan yang berisi semua elemen yang ada pada keduanya. Irisan
dari sekumpulan himpunan adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang
merupakan anggota dari semua himpunan yang ada dalam kumpulan tersebut.
Contoh:
·
{1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
·
{1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
·
{Budi, Cici} ∩ {Dani, Cici} = {Cici}.
·
{Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa
sifat dasar irisan:
·
A ∩ B = B ∩ A.
·
A ∩ (B ∩ C)
= (A ∩ B) ∩ C.
·
A ∩ B ⊆ A.
·
A ∩ A = A.
·
A ∩ ∅ = ∅.
·
A ⊂ B jika dan
hanya jika A ∩ B = A.
2.5.2
Gabungan (union)
Gabungan
dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang
menjadi anggota A atau menjadi anggota B. Gabungan antara dua buah himpunan
dinotasikan oleh tanda ‘∪‘.
Misalkan A dan B adalah
himpunan, maka
A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram
Venn adalah :
Jika A dan B adalah
himpunan maka union dari A dan B dinotasikan dengan AUB adalah himpunan yang
berisi semua elemen yang ada pada A, B, maupun keduanya.
Gabungan dari sekumpulan himpunan adalah himpunan yang berisi semua
elemen yang merupakan anggota dari sedikitnya satu himpunan dalam kumpulan
tersebut.
2.5.3
Komplemen (complement)
Komplemen dari
suatu himpunan merupakan
unsur -unsur yang ada pada
himpunan universal (semesta pembicaraan
) kecuali anggota
himpunan tersebut. Misalkan
A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka
komplemen dari himpunan A dinotasikan oleh :
A = { x | x ∈ U
dan x ∉ A }
Jika dinyatakan dalam bentuk diagram
Venn adalah :
Jika U adalah himpunan
universal, komplemen himpunan A dinotasikan dengan ~A adalah komplemen dari A
terhadap U. Dengan kata lain berlaku komplemen himpunan A adalah U-A
Macam – Macam Komplemen
Komplemen B terhadap A
Komplemen A terhadap U
Diferensi simetris himpunan A dan B
Operasi
pelengkap A^C setara dengan bukanA atau A’. Operasi komplemen merupakan operasi yang anggotanya
terdiri dari anggota di luar himpunan tersebut.
Contoh:
·
{1, 2} \ {1, 2} = ∅.
·
{1, 2, 3, 4} \ {1, 3} = {2,
4}.
Beberapa sifat dasar komplemen:
·
A \ B ≠ B \ A untuk A ≠ B.
·
A ∪ A′
= U.
·
A ∩ A′ = ∅.
·
(A′)′ = A.
·
A \ A = ∅.
·
U′ = ∅ dan ∅′
= U.
·
A \ B = A ∩ B′.
Ekstensi dari komplemen
adalah diferensi simetris (pengurangan himpunan), jika diterapkan
untuk himpunan A dan B atau A – B menghasilkan
Contohnya, diferensi simetris antara:
·
{7, 8, 9, 10} dan {9, 10, 11, 12} adalah {7,
8, 11, 12}.
·
{Ana, Budi, Dedi, Felix} dan {Budi, Cici,
Dedi, Ela} adalah {Ana, Cici, Ela, Felix}.
2.5.4
Selisih (difference)
Selisih antara dua
himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota A yang bukan
anggota B. Selisih antara dua buah
himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘.
Misalkan A dan B adalah
himpunan, maka selisih A dan B dinotasikan oleh
A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩
B
Misalkan A = { a, b, c, d,
e } dan B = { b, d, e, g, h }
A – B = { a, c }
B – A = { b, c }
Kesimpulan umumnya: A – B
≠ B – A
Jika A dan B adalah himpunan, maka
beda A dan B dinotasikan dengan A-B adalah himpunan yang berisi elemen yang ada
di A tapi tidak ada di B. Beda tersebut diistilahkan sebagai komplemen B
terhadap A.
2.5.5
Beda Setangkup (Symmetric Difference)
Beda setangkup antara dua
buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘ ⊕ ‘.
Misalkan A dan B adalah
himpunan, maka beda setangkup antara A dan B dinotasikan oleh :
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B)
= (A – B) ∪ (B – A)
Jika dinyatakan dalam
bentuk diagram Venn adalah :
Contoh:
Jika A = { a, b, c, d, e
} dan B = { b, d, e, f, g, h },
maka A ⊕ B = { a, c, f, g, h }
Beda setangkup memenuhi
sifat-sifat berikut:
(a) A ⊕ B = B ⊕ A (hukum komutatif)
(b) (A
⊕ B )
⊕ C = A ⊕ (B ⊕ C ) (hukum
asosiatif)
2.5.6
Perkalian Kartesian (cartesian
product)
Perkalian kartesian antara dua buah
himpunan dinotasikan oleh tanda ‘× ‘.
Misalkan A dan B adalah himpunan,
maka perkalian kartesian antara A dan B
dinotasikan oleh :
A × B = {(a, b)| a ∈ A dan b ∈ B }
Contoh:
(i) Misalkan C = {1, 2,
3}, dan D = { a, b }, maka
C × D = { (1, a), (1, b),
(2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B =
himpunan semua bilangan riil, maka
A × B = himpunan semua
titik di bidang datar
Misalkan ada dua himpunan
dengan kardinalitas berhingga, maka kardinalitas himpunan hasil
dari suatu perkalian kartesian antara dua himpunan
tersebut adalah perkalian antara kardinalitas
masing-masing himpunan. Dengan
demikian, jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
|A × B| = |A|.|B|
Pasangan terurut (a,b)
berbeda dengan (b,a), dengan kata lain (a,
b) ≠ (b, a). Dengan argumen ini berarti perkalian
kartesian tidak komutatif, yaitu
A × B ≠ B × A
dimana A atau B bukan himpunan kosong.
Jika A = ∅ atau B = ∅,
maka A × B = B × A = ∅
Jika A dan B
adalah himpunan, maka Cartesian Product dari A dan B yang dinotasikan dengan A
x B merupakan himpunan dari semua pasangan terurut elemen A dan B. Sehingga
AXB={(a,b)| a ∈
A ∩ b ∈ B}
Hukum hukum mengenai
operasi himpunan akan dijelaskan kemudian pada tabel 1.1 subbab prinsip
dualitas himpunan.
2.6 Cara Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk
menyatakan suatu himpunan
1. Dengan
menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang tanda
kurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma.
Cara ini disebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A =
{a, i, u, e, o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2. menyebutkan
syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan
asli kurang dari 5
A = bilangan asli kurang
dari 5
3. Notasi
Pembentuk Himpunan : dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat
umum (role) dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan
dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya himpunan berikut ini
:
A adalah himpunan bilangan asli
antara 1 dan 6
Penyelesaian :
A adalah himpunan bilangan asli
antara 1 dan 6
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya A
= {2, 3, 4, 5}
Dengan menulis sifat-sifatnya A = {x
| 1 < x < Asli}Î6, x
4. Himpunan
juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn)
Penyajian himpunan dengan diagram
Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika Inggris bernama John Venn tahun
1881. Himpunan semesta digambarkan dengan segiempat dan himpunan lainnya dengan
lingkaran di dalam segiempat tersebut.
2.7 Hukum
Aljabar Himpunan
Hukum-hukum
pada himpunan dinamakan Hukum –hukum aljabar himpunan. cukup banyak hukum
yang terdapat pada aljabar himpunan , tetapi disini hanya dijabarkan 11
saja. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan
riil seperti a (b+c) = ab + ac , yaitu hukum distributif.
1.
Hukum komutatif
o
p ∩ q ≡ q ∩ p
o
p ∪ q ≡ q ∪ p
2.
Hukum asosiatif
o
(p ∩ q) ∩ r ≡ p ∩ (q ∩ r)
o
(p ∪ q) ∪ r ≡
p ∪ (q ∪ r)
3.
Hukum distributif
o
p ∩ (q ∪ r) ≡ (p ∩ q) ∪ (p ∩ r)
o
p ∪ (q ∩ r) ≡ (p ∪ q) ∩ (p ∪ r)
4.
Hukum identitas
o
p ∩ S ≡ p
o
p ∪ ∅ ≡ p
5.
Hukum ikatan
o
p ∩ ∅ ≡ ∅
o
p ∪ S ≡ S
6.
Hukum negasi
o
p ∩ p’ ≡ ∅
o
p ∪ p’ ≡ S
7.
Hukum negasi ganda
o
(p’)’ ≡ p
8.
Hukum idempotent
o
p ∩ p ≡ p
o
p ∪ p ≡ p
9.
Hukum De Morgan
o
(p ∩ q)’ ≡ p’ ∪ q’
o
(p ∪ q)’ ≡ p’ ∩ q’
10.
Hukum penyerapan
o
p ∩ (p ∪ q) ≡ p
o
p ∪ (p ∩ q) ≡ p
11.
Negasi S dan ∅
o
S’ ≡ ∅
o
∅’ ≡
S
Terlihat bahwa hukum- hukum yang
berlaku pada himpunan merupakan analogi hukum –hukum logika , dengan
operator menggantikan L (dan) , sedangkan operator
menggantikan V ( atau ).
Beberapa
banyak anggota di dalam gabungan dua himpunan A dan B. penggabungan dua buah
himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari himpunan
A dan himpunan B. himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen yang
sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah |A | . setiap
unsure yang sama itu telah dihitung dua kali , sekali pada |A| dan sekali pada
|B|, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen di dalam |A
| . karena itu , jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah
jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi jumlah elemen di dalam
irisannya, atau |A| + B | -|A |
BAB III
ISI
3.1 CONTOH SOAL DAN JAWABAN HIMPUNAN MATEMATIKA
1.
Diketahui:
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {6, 7, 8}
a. Tentukanlah A ∪ B.
b. Buatlah diagram Venn-nya.
Penyelesaian:
a. A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
b. Berikut adalah diagram Venn-nya
Tuliskan himpunan-himpunan di bawah ini.
a. A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10.
b. M adalah nama-nama hari dalam seminggu.
Penyelesaian:
a. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.
b. M = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2. Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP.
Diketahui ada 75 siswa memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk
SMK sementara ada 32 siswa yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah
banyaknya siswa yang hanya memilih untuk masuk SMA dan SMK saja?
Pembahasan:
Siswa yang
memilih masuk SMA dan SMK adalah:
n{AΛB} = (n{A} + n{B}) – (n{S} – n{X})
n{AΛB} = (75 + 63) – (150 – 32)
n{AΛB} = 138 – 118
n{AΛB} = 20 siswa
Siswa yang memilih masuk SMA saja = 75 – 20 = 55 orang
Siswa yang memilih masuk SMK saja = 63 – 20 = 43 orang
n{AΛB} = (75 + 63) – (150 – 32)
n{AΛB} = 138 – 118
n{AΛB} = 20 siswa
Siswa yang memilih masuk SMA saja = 75 – 20 = 55 orang
Siswa yang memilih masuk SMK saja = 63 – 20 = 43 orang
3. Tulis dalam bentuk himpunan
kata-kata berikut.
a.
NUSANTARA
b. MATEMATIKA.
Penyelesaian:
a. {N, U, S, A, T, R}
b. {M, A, T, E, I, K}
a. {N, U, S, A, T, R}
b. {M, A, T, E, I, K}
4. Siswa kelas
7 SMP Maju Jaya adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis pelajaran
yang mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran Matematika
dan 26 siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang tidak
menyukai kedua pelajaran tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya siswa yang
menyukai pelajaran bahasa inggris dan matematika serta buat diagram venn-nya.
Pembahasan:
Cari terlebih dahulu jumlah siswa yang menyukai kedua pelajaran
tersebut:
n{AΛB} = (n{A} + n{B}) – (n{S} – n{X})
n{AΛB} = (27 + 26) – (45 – 5)
n{AΛB} = 13
n{AΛB} = (27 + 26) – (45 – 5)
n{AΛB} = 13
Maka dapat disimpulkan bahwa:
Siswa yang menyukai matematika saja = 27 – 13 = 14 siswa
Siswa yang menyukai bahasa inggris saja = 26 – 13 = 13 siswa
Siswa yang menyukai bahasa inggris saja = 26 – 13 = 13 siswa
5. Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan
pisang, 25 bayi gemar makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada
berapa bayi yang tidak menyukai pisang dan bubur?
Pembahasan:
n{AΛB} = (n{A} + n{B}) – (n{S} – n{X})
9 = (18 + 25) – (40 – n{X})
9 = 43 – 40 + n{X}
9 = 3 + n{X}
9 – 3 = n{X}
n{X} = 6
9 = (18 + 25) – (40 – n{X})
9 = 43 – 40 + n{X}
9 = 3 + n{X}
9 – 3 = n{X}
n{X} = 6
6. Diketahui
himpunan A dan B seperti daftar berikut ini:
A = {1, 2, 4, 8}
B = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
Tentukan:
a) A − B
b) B − A
Pembahasan:
A = {1, 2, 4, 8}
B = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
a) A − B = {8}
Yakni dengan cara menuliskan ulang himpunan A sambil menghapus anggota A yang juga menjadi anggota dari B.
b) B − A = {3, 6, 12}
Yakni dengan cara menuliskan ulang himpunan B sambil menghapus anggota B yang juga menjadi anggota dari A.
A = {1, 2, 4, 8}
B = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
a) A − B = {8}
Yakni dengan cara menuliskan ulang himpunan A sambil menghapus anggota A yang juga menjadi anggota dari B.
b) B − A = {3, 6, 12}
Yakni dengan cara menuliskan ulang himpunan B sambil menghapus anggota B yang juga menjadi anggota dari A.
7. Dari 42 kambing yang ada di kandang
milik pak Tony, 30 kambing menyukai rumput gajah, dan 28 ekor kambing menyukai
rumput teki. apabila ada 4 ekor kambing yang tidak menyukai kedua rumput
tersebut, berapa ekor kambing yang menyukai rumput gajah dan rumput teki?
Pembahasan:
untuk mencarinya, kita gunakan rumus himpunan
berikut:
n{AΛB} = (n{A} + n{B}) – (n{S} – n{X})
n{AΛB} = (30 + 28) – (42 – 4)
n{AΛB} = 58 – 38
n{AΛB} = 20
n{AΛB} = (30 + 28) – (42 – 4)
n{AΛB} = 58 – 38
n{AΛB} = 20
Jadi, jumlah kambing yang menyukai kedua jenis
rumput tersebut adalah 20 ekor.
8. Himpunan A,
B dan C masing-masing anggotanya sebagai berikut:
A = {2, 3, 5, 7, 11, 13}
B = {0, 2, 4, 6, 8, 10, 12}
C = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
Tentukanlah:
a)( A ∩ B) ∩ C
b) A ∩ (B ∩ C)
Kesimpulan apa yang dapat diambil?
Pembahasan:
a) Menentukan ( A ∩ B) ∩ C
A ∩ B = {2}
( A ∩ B) ∩ C = {2}
a) Menentukan ( A ∩ B) ∩ C
A ∩ B = {2}
( A ∩ B) ∩ C = {2}
Menentukan A ∩ (B ∩ C)
B ∩ C = {2, 4, 6, 12}
A ∩ (B ∩ C) = {2}
Dapat disimpulkan bahwa ( A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
9. Diketahui
semesata dari sebuah himpunan dan himpunan A sebagai berikut:
S = {x | 2 ≤ x ≤ 12 }
A = {3, 5, 7, 9, 11}
Tentukan komplemen dari himpunan A
Pembahasan:
Koplemen dari himpunan A adalah anggota semesta yang bukan anggota dari A. Sehingga:
A’ = {2, 4, 6, 8, 10, 12}
Koplemen dari himpunan A adalah anggota semesta yang bukan anggota dari A. Sehingga:
A’ = {2, 4, 6, 8, 10, 12}
10. Dari
sekelompok atlet diketahui bahwa 17 orang menyukai sepak bola, 13 menyukai
renang, dan 12 orang menyukai keduanya. coba kalian gambarkan diagram venn dan
tentukan pula jumlah keseluruhan dari atlet tersebut.
Pembahasan:
Jumlah keseluruhan dari atlet tersebt adalah:
Atlet ang menyukai sepakbola saja : 17-12 = 5 orang
Atlet yang menyukai renang saja = 13 – 12 = 1 orang
Atlet ang menyukai sepakbola saja : 17-12 = 5 orang
Atlet yang menyukai renang saja = 13 – 12 = 1 orang
Diagram venn-nya adalah:
Jadi, jumlah keseluruhan atlet tersebut adalah 18 orang.
11. Diberikan
himpunan A dan B sebagai berikut:
A = {2, 3, 5, 7, 9}
B = {0, 1, 2, 5, 10}
Tentukan:
a) A ∩ B
b) A ∪B
Pembahasan:
A = {2, 3, 5, 7, 9}
B = {0, 1, 2, 5, 10}
A = {2, 3, 5, 7, 9}
B = {0, 1, 2, 5, 10}
a) A ∩ B = {2, 5}
yakni irisan himpunan A dan himpunan B. Dituliskan anggota yang menjadi elemen dari kedua himpunan.
yakni irisan himpunan A dan himpunan B. Dituliskan anggota yang menjadi elemen dari kedua himpunan.
b) A ∪B = {0, 1, 2, 3, 5, 7, 9, 10}
Yakni gabungan himpunan A dan B. Dituliskan semua anggota yang ada pada kedua himpunan. Anggota yang sama dituliskan satu kali saja.
Yakni gabungan himpunan A dan B. Dituliskan semua anggota yang ada pada kedua himpunan. Anggota yang sama dituliskan satu kali saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya
adalah:
1. Himpunan
adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai arti
yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan
mana bukan anggota himpunan
2. Jenis-jenis
terdiri dari himpunan bagian, himpunan kosong, himpunan semesta, himpunan sama,
himpunan lepas, himpunan komplement, dan himpunan ekuivalent.
3. Himpunan
dapat ditulis dengan menyebutkan semua anggota, menyebutkan syarat-syarat
anggota, notasi pembetuk himpunan, dan secara grafik
4. Operasi
pada himpudan terdiri dari gabungan, irisan, komplement, selisih, dan hasil
kali kartesius
5. Pembuktian
proporsi himpunan dapat menggunakan diagram venn, tabel keanggotaan, aljabar
himpunan, dan definisi
7. Manfaat
mempelajari himpunan adalah membantu setiap orang yang mempelajari logika
untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan
koheren, meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif,
menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri, memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan
asas-asas sistematis, meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta kesesatan, mampu melakukan
analisis terhadap suatu kejadian.
4.2 SARAN
Tanpa
kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam
berbagai disiplin ilmu yang lainya. Oleh karena itu penulis menyarankan agar
kita lebih serius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan matematika
sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika adalah
bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.














Komentar
Posting Komentar